Sinopsis:
Siswa-siswi kelas 3 suatu SMU akan berdarmawisata. Beberapa menit sebelum berangkat, Kinar (Keira Shabira), siswi kelas 3 Sosial 1, mendapat penglihatan kalau bis kelas mereka akan kecelakaan dan terbakar. Kinar berusaha memperingatkan teman-teman dan guru tapi tidak digubris.
Kinar malah diseret turun oleh ketua angkatan, Satyo (Lian Firman) dan wali kelas, Pak Irawan (Robertino). Kaka (Andry Ilham), sahabat Satyo ikutan turun, tapi ia melarang Elisa (Audrey) pacarnya untuk turun. Selain itu masih ada Ago (Dhitra Marfie), Tania (Lady Veronica), Mey (Nadilla Ernesta) dan Aldi (Wishnu Wijaya) yang akhirnya turun karena suatu alasan. Bis kelas itu berangkat duluan, sedangkan mereka yang turun, rencananya dinaikkan ke bis untuk guru. Bis kelas 3 Sosial 1 itu ternyata mengalami kecelakaan seperti penglihatan Kinar.
Semuanya mati...Delapan orang yang turun selamat; Satyo, Pak Irawan, Kaka, Ago, Tania, Mey, Aldi dan Kinar sendiri... Tapi ternyata kematian tidak berhenti begitu saja. Satu persatu mereka mati. Diawali oleh Kaka, Pak Irawan dan Tania... Kinar berhasil memecahkan teka-teki kalau kematian itu berurutan dari huruf awal nama membentuk suatu kalimat: KITA MATI... Kaka, Irawan, Tania...berikutnya Ago atau bisa jadi Aldi...itu membentuk kata KITA... MATI dari huruf awal nama empat orang lainnya, Mey dan Aldi, lantas huruf T dan I? Padahal yang tersisa tinggal Kinar dan Satyo. Ternyata Kinar punya panggilan nama Inar, sedangkan Satyo biasa dipanggil Tyo... Berarti KITA MATI: Kaka, Irawan, Tania, Aldi, Mey, Ago, Tyo, Inar... Huruf awalan A yang mati berikutnya adalah Aldi. Bukan Ago.
Mereka yang tersisa percaya akan rancangan kematian itu. Mereka berempat: Mey, Ago, Satyo dan Kinar malah menantang kematian dan berencana menggagalkan rancangan kematian... Mereka malah menuju tempat, seperti tujuan mereka saat kecelakaan bis waktu itu yakni sebuah penginapan di puncak. Karena bila mereka ditakdirkan mati, maka mereka tidak akan pernah benar-benar sampai ke tujuan. Mobil yang dikendarai Ago kecelakaan di tengah jalan, mereka terpaksa menginap di sebuah rumah tua...dan teror dimulai... Dapatkah mereka berempat selamat? Lalu bagaimana dengan tokoh misterius Imas (Intan Ayu Purnama)? Apa hubungannya dengan rancangan kematian KITA MATI?.
Review by Harris :
Kabarnya 'Miracle', karya ke empat Helfi Kardit setelah 'Seventeen' (2005), 'Bangku Kosong' (2006) dan 'Lantai 13' (2007), mengambil inspirasi dari film Hollywood yang berjudul 'Final Destination' (1999). Berkisah tentang seseorang yang tiba-tiba bisa melihat ke masa depan dan keluar dari kematian yang akan menjeput. Sayangnya, kematian itu sendiri pada akhirnya akan tiba juga, hanya saja dengan dua kali lebih kejam.
Rasanya dengan premis seperti itu mau tidak mau Kardit harus mengakui jika ia mengambil ide dari film besutan James Wong tersebut, jika tidak mau disebut plagiat atau copy cat. Sayangnya, ia tidak menyebutkan jika filmnya ini pun menyadur ide dari film Thailand yang berjudul 'Letters of Death' (2006)!
Ya, selain berjalan cerita mirip sekali dengan 'Final Destination' ia menambahkan twist dengan adanya pola yang memakai inisial nama korban yang kemudian membentuk suatu kata, yang bisa juga menjadi petunjuk. Belum lagi dengan adanya sosok psycho diujung cerita. Ini menujukkan betapa keringnya ide Kardit dalam membuat film dengan idenya sendiri.
Skrip yang ditanganinya bersama Anggoro bermaksud untuk menjadi trailer yang menegangkan, dimana pada awalnya film memang terasa cukup menegangkan dan rasanya progresi cerita akan menarik untuk diikuti. Namun, menjelang pertengahan unsur tegang tadi hilang entah kemana dan cerita menjadi terasa absurd dan mengada-ngada serta sangat menghina intelejensia para penontonnya dengan banyaknya lubang di dalam cerita, dan hingga diakhiri dengan klimaks yang anti-klimaks jika tidak mau dikatakan konyol.
Berbicara konyol, entah apa yang ada di benak Kardit saat ia melakukan kasting untuk pemain-pemain utamanya. Semuanya bermain dengan sangat mentah dan annoying, sehingga kita berharap jika mereka mati saja semuanya. Karakter-karakternya pun sama sekali tidak menarik apalagi membuat penonton dapat merelasikan dengan ketakutan mereka.
Namun kelemahan terbesar, selain skrip dan kasting, adalah eksekusi dari Kardit itu sendiri. Dengan menggunakan teknik kamera hand held dia berusaha untuk menangkap ketegangan dengan secara lebih realistis. Namun, rasanya ia masih belum bisa membangun ketegangan yang diperlukan untuk teknik seperti itu dan malah membuat film terasa amatiran. Dan penggunaan hand held bukan alasan utama dari lemahnya eksekusi Kardit, melainkan penggarapan secara jeneral, film memang terasa kurang matang.
Ok, mungkin ia bisa memakai alasan bujet yang rendah untuk menafikan kelemahan-kelemahan dalam film ini. Akan tetapi, jika ia memang berbakat, dengan bujet seperti bagaimanapun ia seharusnya bisa membuat film yang jenial!
Hasil akhirnya, menonton 'Miracle' seperti menyaksikan salah satu episode dari sinetron-sinetron atau FTV di televisi. Rasanya film ini memang lebih pantas dirilis televisi atau setidaknya direct-to-video, karena terus terang saja, terasa mubazir saat menyaksikanya di layar bioskop.
By the way, kredit lebih harus ditujukan untuk Michael Tju yang mendisain posternya, karena terus terang alasan utama saya untuk menyaksikan film ini adalah posternya yang rasanya cukup komunikatif dan "menjual". But, like peoples said, don't judge book by its cover. Hm, I should listen. :((
Review by Gilabanget :
film miracle gak bagus banget tolong ya yang kreatif dikit kek jangan suka nyontek sekolah aja nyontek di hukum masa ini gak semua nya mirip sekali dengan FD jangan begitu dong gak malu apa kalau karya kita dicontek marah gak marah kan!!!!!!!!! terus banyak yang gak masuk akal........ assalamualaikum
Overview :
Tayang : 13 Desember 2007
Genre : Thriller
Pemain : Keira Sabhira, Andry Ilham, Intan Ayu Purnama, Lian Firman, Dhitra Marfie, Nadilla Ernesta, Wisnu Wijaya, Robertino, Inong, Ivy Batuta
Sutradara : Helfi CH Kardit
Penulis Naskah : Anggoro Sasongko, Helfi Kardit
Produser : Chand Parwez Servia
Rumah Produksi : Starvision
Join Us on Facebook
Selasa, 18 Desember 2007
MIRACLE (2007)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar