Earth: Film Dokumenter karya 5 Tahun Penjelajahan. Film ini maju tanpa cerita bodoh seekor beruang, ikan paus atau gajah. Lantas, seperti apa ceritanya?
Inilah sebuah film yang mengedepankan kehidupan damai hewan liar di bumi yang indah ini. Earth. Sebuah film yang dirancang untuk anak-anak seumuran kita yang belum sempet menjelajahi keindahan bumi.
Begitu setidaknya keinginan sutradara Alastair Fothergill yang ngebesut nih film. Di tengah gencarnya isu pemanasan global, beberapa sutradara yang concern dengan topik tersebut mengangkatnya ke film.
Pernah nonton film An Inconvenient Truth? Itu lho film yang dibintangi aktivis lingkungan Al Gore. Nah, Earth sendiri rada beda.
Alastair Fothergill menyajikan gambar-gambar indah yang nggak pernah kita sangka sebelumnya. Itulah keuntungannya! Mata kita akan dimanjakan oleh gambar-gambar super-oke. Shot yang selama ini belum pernah ditampilkan dalam film mana pun!
Di balik keindahan itu, Earth sebenarnya ingin menyampaikan pesan tentang perubahan yang udah terjadi di bumi ini.Terutama tentang rapuhnya ekosistem dan kehancuran ekologi yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Tapi pesan itu dibuat secara tersirat oleh sang sutradara.
Fokusnya adalah, bagaimana perjuangan binatang-binatang dalam menghadapi perubahan alam. Dan dengan narasi yang dibawakan sama Patrick Stewart (pemeran Charles Xavier di X-Men), film produksi BBC ini jadi tambah enak buat ditonton.
Lantas, siapa aja jagoan di film ini? Ada tiga mahluk dengan tiga alam yang berbeda. Tempat tinggalnya pun nggak sama. Mulai dari dinginnya salju Kutub Utara, panasnya gurun pasir, dan gelapnya kehidupan di dalam laut disatukan dalam film inspiratif ini. Udah bisa nebak?
Tiga jagoan yang dikisahkan dalam film berdurasi 90 menit ini adalah beruang kutub asal Artik Kutub Utara. Gajah di Kalahari, Afrika dan ikan paus bungkuk, yang hobinya mengembara.
Kehidupan mereka di alam yang makin tinggi kadar polusinya ini jadi hal yang menarik buat disimak. Gimana nggak? Hidup ketiga mahluk itu memang tergantung banget sama keadaan iklim dunia yang cepat berubah. Apalagi saat ini mereka harus berganti cara hidup dan kebiasaan gara-gara efek global warming.
Ujung-ujungnya film ini juga ngingetin manusia buat lebih peduli dan menghargai alam. Tapi tentunya tanpa kesan yang menggurui.
Nggak cuma tiga jagoan dengan habitatnya aja yang diangkat oleh Alastair Fothergill. Ada sangat banyak tempat di bumi ini yang dijadikan lokasi syuting dokumenter ini. Bayangin aja, Alastair dan timnya keliling ke 26 negara yang meliputi 200 tempat untuk keperluan pengambilan gambar!
Itu belum seberapa. Mau tau pengerjaan film ini berapa lama? Yang pasti bukan dalam hitungan bulan. Waktu yang diperlukan untuk pengambilan gambar ini lebih dari lima tahun atau sekitar 4.500 hari!
Proses yang panjang dan melelahkan ini nggak bisa dihindari lagi. Apa yang dilakukan binatang-binatang di film ini harus diikutin terus perkembangannya. Lagi pula nggak ada yang bisa ngelawan alam, kan. Mau nggak mau seluruh kru pun mesti bekerjasama supaya nggak terjadi hal-hal yang nggak diinginkan.
Dalam film ini dibutuhin 40 orang kameramen untuk menghasilkan gambar-gambar yang amazing. Untuk itu para kru harus berani menempuh risiko. Bahaya bisa mengintai kapan aja tuh. Apalagi mereka juga harus hidup di habitat yang berbeda-beda ngikutin “jagoan” kita. Hidup dengan iklim yang berganti-ganti bukan hal mudah kan?
kunjungi website tentang Earth di www.loveearth.com
Join Us on Facebook
Minggu, 27 April 2008
Earth
Posted by |toekang.blog|
Labels: 2008, Documentary, Info - News, Review
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar