August Rush adalah sebuah film drama bercerita tentang "Mozart, the child prodigy zaman sekarang", yang terpisah dari kedua orangtuanya dan tinggal di sebuah panti asuhan dengan penuh harapan bahwa suatu saat orang-tuanya akan menemukannya. Meski merupakan film yang sifatnya mystically romantic dan penuh dengan sentuhan fairy-tales element, film ini adalah sebuah film keluarga yang baik ditonton.
August Rush bukan hanya film drama, tapi sekaligus film musikal yang musiknya ditata sangat bagus dan menampilkan music dengan berbagai jenis, mulai dari classic, jazz, rock, soul, techno, latin dll., membuat film ini kaya dan imaginative ketika sound dan musiknya itu masuk ke telinga kita. Macam-macam jenis music yang ditampilkan, menunjukkan bahwa semua jenis music itu indah dan semuanya layak mendapat apresiasi.
Di Film August Rush, Anda tidak hanya disuguhi cerita yang bagus, original, tetapi juga sajian music experimental yang baik ditonton untuk para musisi dan pecinta music. Bagaimana sebuah gitar dimainkan bagai sebuah perkusi, dan juga menampilkan guitar tapping technique yang pasti bakal membuat para pemain guitar berdecak kagum. Anda juga menikmati drums loops mengimitasi bunyi-bunyian kereta dan hiruk-pikuk apapun yang ada di sebuah kota yang sibuk. Kita juga dapat mendengar suara Jonathan Rhys Meyers, aha rupanya dia juga pandai bernyanyi, plus suara yang punya karakter. Menjadi seorang penyanyi tenar bukan sekedar perlu modal suara bagus, tetapi perlu juga menampilkan suaranya itu in the unique way.
Film ini dibuka dengan narasi yang diucapkan dengan bagus oleh aktor cilik, yang sudah cukup banyak berakting di film-film besar, Freddie Highmore, yang berperan sebagai Evan Taylor/ August Rush :
Listen, can you hear it?
The music, I can hear it every where
In the wind, in the air, in the light, it's all around us
All you have to do is to open yourself up, all you have to do is listen
Where I've grown up, they tried to stop me from hearing the music
But when I'm alone, it builds up from inside me
And I think if I could learn how to play it
They might hear me, they would know I was theirs and find me
Sometimes the world tries to knock it out of you
But, I believe in music the way that some people believe in fairy tales
I like to imagine that what I hear came from my mother and father
Maybe the notes I hear are the same ones they heard the night they met
Maybe that's how they'll find me
I believe that once upon the time long ago
They heard the music and followed it…
Evan Taylor (Freddie Highmore), adalah seorang anak yang lahir diluar rencana dari pasangan musisi, pemain cello yang cantik, Lyla Novacek (Keri Russell) dan penyanyi dari sebuah rock band asal Irlandia, Louis Connelly (Jonathan Rhys Meyers). Evan adalah hasil dari pertemuan mereka semalam di San Francisco, dan karena nasip, mereka terpisah. Dalam keadaan hamil, Lyla mendapat kecelakaan. Ayah Lyla yang merasa anak gadisnya belum siap berkeluarga, maka ia memakai kesempatan ini untuk mengelabuhinya bahwa bayi yang dikandungnya itu mati, dan menyerahkan bayi Evan ini untuk diadopsi.
Di dalam panti-asuhan, seperti anak-anak yang lainnya, Evan adalah anak yang mendambakan kehadiran orang-tua. Bedanya, ia mencari jejak orang-tuanya dengan music, ketika ada saat dia hendak dikirimkan kepada orang-tua yang hendak mengadopsi anak oleh seorang Social Service worker, Richard Jeffries (Terrence Howard, yang berkarakter simpatik di film ini). Namun, Evan mendadak hilang di tengah keramaian kota New York. Bakat Evan ditemukan oleh seorang preman jalanan yang membina anak-anak pengamen, Maxwell 'Wizard' Wallace (Robin Williams), ia mengatakan kepada Evan "You got to love music more than you love food. More than life. More than yourself!". Oleh Wizard, Evan diberi nama professional "August Rush", sebuah nama yang diambil secara random dari sebuah tulisan di body sebuah truck yang sedang lewat.
Ketika ada suatu kejadian, polisi menangkapi para gelandangan anak-anak, Evan lari dan nasib membawa Evan ke sebuah gereja, di dalam gereja itu Evan melihat seorang gadis kecil yang bernama Hope (Jamia Simone Nash) yang menyanyi dengan sangat bagus bersama anggota koor gereja itu. Kemudian mereka saling kenal, dan Hope mengajari Evan mengenal notasi music dan piano. Dengan bakat alam yang luar biasa, Evan mampu memainkan piano, menulis notasi music dan memainkan organ klais yang terdapat di gereja itu, sang pendeta melihat bakat Evan ini dan mengirimkannya ke sebuah sekolah music bergengsi di New York Juilliard School. Di sinilah Maestro cilik ini dibina menjadi seorang musisi sebenarnya.
Sementara itu, Lyla sang ibu yang tinggal di kota Chicago, akhirnya mendapat pengakuan dari ayahnya bahwa bayi yang dilahirkan Lyla dahulu sebenarnya tidak mati. Maka, Lyla bergegas kembali ke New York untuk mencari anaknya. Lyla bertemu Mr. Jeffries dan mendapat kabar bahwa anaknya telah hilang entah kemana, Lyla memutuskan tinggal di New York dan kembali bergabung dengan The New York Philharmonic sambil melakukan pencarian anaknya.
Di lain pihak, sang ayah, Louis Connelly, semenjak pertemuannya dengan Lyla 11 tahun yang lalu tak henti-hentinya mencari jejak pujaan hatinya dan membuat ia tetap tinggal di San Francisco, ia tidak pernah menyadari kalau ia sudah menjadi ayah. Kemudian, ia menemukan alamat Lyla di Chicago, dan mendapati kabar yang salah dan mengira bahwa Lyla sudah menikah. Melihat kenyataan ini Louis enggan kembali ke San Francisco, dan ia memilih New York dan kemudian memutuskan kembali bergabung dengan abangnya dalam Rock Band, sebagai lead vocal dan guitarist di band itu.
Evan yang telah menjadi seorang composser karena pendidikannya di Juilliard School, atas kemampuannya yang luar biasa ini, ia diberi kesempatan untuk menampilkan karyanya dalam sebuah symphony orchestra yang akan ditampilkan di Central Park di kota New York itu. Namun kesempatan ini hampir tak terlaksana karena ganguan dari Wizard yang mengklaim bahwa dia adalah ayah dari Evan, perbuatannya ini didasari karena ia ingin "make money" dari bakat musisi cilik ini.
Di sebuah taman kota di New York Louis bertemu dengan Evan, Louis mengagumi bakat music Evan, mereka bercakap-cakap dan bermain guitar bersama, namun mereka tidak mengenali satu sama lain. Evan memperkenalkan dirinya kepada Louis dengan nama "August Rush" dan mengatakan ia akan memimpin sebuah orchestra dan tampil di Central Park, dan mengatakan penampilannya ini terancam batal karena Wizard tidak setuju. Louis memberikan semangat agar Evan tetap tampil pada pertunjukan itu, "Come on. Be brave. You never quit on your music. No matter what happens. Coz anytime something bad happens to you, that's the one place you can escape to and just let it go. I learned it the hard way. And anyway, look at me. Nothing bad's gonna happen. You gotta have a little faith. ".
Ternyata pertunjukan di Central Park itu juga menampilkan sang ibu, Lyla Novacek yang bermain Cello bersama The New York Philharmonic. Di sebuah pertunjukan music, keluarga yang terpisah itu bersatu. Harapan Evan sang komposer cilik itu tercapai, bahwa dengan music ia dapat memanggil kedua orang-tuanya untuk datang dan menemukannya. Film garapan sutradara perempuan asal Irlandia Kirsten Sheridan ini pasti akan menggugah emosi para ibu. Bersiaplah tersenyum juga menangis haru dan merasakan betapa penting kehadiran anak dalam keluarga.
Aktor Freddie Highmore tangannya bagus, tangan seorang musisi, dan berperan cemerlang sebagai August Rush ini, mengingatkan kita pada aktor cilik terdahulu Haley Joel Osment yang pernah bermain apik di film The Sixth Sense. Para pecinta music, rasanya juga perlu melengkapi koleksinya karena Soundtrack film ini, Music yang dikemas dengan supervisi Hans Zimmer, Original Score oleh Mark Mancina, didukung beberapa musisi besar, ada Chris Botti, ada John Legend, dll. Juga suara emas dari penyanyi cilik Leon G. Thomas dan Jamia Simone Nash.
Sumber : IMDB
aku suka augush rush..film ini sangat menyanyat hatiku...
BalasHapus